Thursday, October 29, 2009

Keris Pemasung Sabdo Palon






Suatu tempat yang jauh dari kota dan daerahnya pegunungan nan subur tersebutlah suatu Desa dengan nama Desa Belatungan, di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan. Disana berdiri sebuah Kedhatuan yang bernama Kedhatuan Kawista. Di tempat ini melinggih seorang penekun spiritual, pemerhati Bali, penulis buku, dll. Leluhur beliau dulunya adalah seorang Raja. Dulu pada jaman penjajahan Belanda leluhur beliau paling dicari oleh belanda untuk dihabisi dan bersembunyilah beliau dihutan belatungan yang sekarang disebut Desa Belatungan. Penekun Spiritual untuk trah Dalem disebut Kedhatuan atau juga bisa disebut Griya.

Kedhatuan Kawista sering dikunjungi oleh tokoh tokoh Spiritual Dunia, ada dari Tibet, India, Kejawen dan belaiau yang berkunjung mengusulkan agar di bangun Yupa karena tempat tersebut sangat cocok untuk di pancangkan Yupa /Lingga.

Mungkin sudah kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa, ada saja petunjuk dan jalan kearah sana. Pertengahan Januari 2009 Kedhatuan Kawista kedatangan seorang kejawen dari Madura yang bernama Kanjeng Madi yang memiliki Ilmu Daya Putih, menyampaikan ditemukan Yupa /Lingga didaerahnya di Madura. kurang lebih sembilan hari sebelum Hari Siwaratri diangkutlah Yupa itu dari Madura ke Bali dengan mobil tronton. Pemancangan Yupa Tiyang Batu tersebut dilakukan pada hari Selasa pagi Tanggal 20 Januari 2009 dengan Teerpor /Treck dan selesai pada malam hari sekitar jam 22.00. Di plaspas Tgl. 24 Januari 2009 (malam Siwaratri) oleh tiga orang Sulinggih, ada juga Homa /Agni Hotra yang dipimpim oleh para Brahmana. kegiatan tsb sampai pagi hari dilengkapi Dharma Wacana dan Dharma Tula Oleh Ketua PHDI Bali Bapak IGN Sudiana. Ada pertanyaan, Apakah memang benar dalam malam Siwaratri dosa dosa kita bisa dilebur? Nara sumber menjawab, menurut kitab weda Ya bisa dilebur, tapi ada syaratnya, yaitu dalam malam Siwaratri kita harus menjalankan Jagra, Tapa Yoga Smadi dengan benar, contohnya dengan Puja Puji Nama Tuhan (Om nama Siwa ye, japa mantra, dll).

Tanda tanda perubahan jaman sudah banyak mulai tampak dengan dicabutnya keris pemasung Sabda Palon Nayang genggong, dan terangkatnya keris Ki Kebu Iwa. bahwa Hindu akan Bangkit itu akan bisa terlaksana harus dengan perjuangan kita, selain alam yang mengingatkannya.

Tiyang dekat dg sumber berita bahwa sudah banyak orang beralih ke Hindu seperti di daerah Sulawesi ,di daerah Gunung lawu (jawa), di daerah Gunung Tambora dan di Bali sendiri ada umat lain yang sudah melakukan pendekatan. Jumlahnya cukup banyak (ribuan). Di lain pihak ada Umat kita pindah ke agama lain, mari kita berjuang untuk mempertahankan dan mengembangkan Umat, pratisentana yang kritis di millis inilah yang sudah dititahkan untuk tugas nan mulia ini.

Saya attachkan Pusaka yang di pakai memasung Roh Sabda palon Nayang Genggong yang telah dicabut oleh Ida di Alas Purwa dua bulan sebelum Lapindo meledak, dan keris Ki Kebo Iwa dan keris yang lainnya. Sabdo Palon dipasung oleh Wali Songo karena beliau tetap kukuh mempertahankan Hindu. Sedangkan Rajanya Prabu Brawijaya sudah masuk Islam. Beliau mengutuk 500 tahun runtuhnya Majapahit, Hindu akan bangkit dengan di tandai bencana disana sini. Dicabut keris pemasung sabdo Palon karena pemasungannya telah berakhir (selama 500 th).

Foto yang tiyang kirim ini saat penyucian Pusaka Pada Tumpek Landep.